Beranda
Bekam
Pengaruh Bekam Terhadap Penderita Diabetes
Maret 25, 2025

Pengaruh Bekam Terhadap Penderita Diabetes

Pengaruh Bekam Terhadap Penderita Diabetes

Terapi bekam, atau hijamah, adalah metode pengobatan tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Beberapa penelitian telah mengkaji pengaruh terapi bekam terhadap penderita diabetes mellitus, khususnya dalam menurunkan kadar gula darah. Berikut adalah ulasan berdasarkan data dan fakta yang tersedia.

Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Gula Darah

Beberapa studi menunjukkan bahwa terapi bekam dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Misalnya, penelitian yang dilakukan di Klinik Holistik Center Asy-Syafii Palembang melaporkan penurunan rata-rata kadar gula darah dari 227,90 mg/dL sebelum terapi menjadi 217,80 mg/dL setelah terapi bekam. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,000, yang berarti terdapat pengaruh terapi bekam terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Selain itu, studi lain di Klinik Sahabat Care Pontianak menemukan bahwa rata-rata kadar gula darah sebelum terapi adalah 163,90 mg/dL, dan menurun menjadi 139,13 mg/dL setelah terapi bekam. Penurunan ini sebesar 24,77% dianggap signifikan secara statistik dengan nilai p=0,000. 

Mekanisme Kerja Terapi Bekam dalam Menurunkan Gula Darah

Mekanisme bagaimana terapi bekam dapat menurunkan kadar gula darah belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa hipotesis menyebutkan bahwa terapi ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan sensitivitas reseptor insulin, sehingga membantu pengendalian kadar gula darah. Selain itu, pengeluaran darah selama proses bekam mungkin membantu mengurangi zat-zat toksik dalam tubuh yang dapat mempengaruhi metabolisme glukosa.

Pertimbangan dan Saran

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan hasil positif, penting untuk diingat bahwa terapi bekam sebaiknya tidak dijadikan sebagai pengganti pengobatan medis konvensional untuk diabetes mellitus. Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum memulai terapi bekam, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Selain itu, terapi bekam harus dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan berpengalaman untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Secara keseluruhan, terapi bekam menunjukkan potensi sebagai metode komplementer dalam pengelolaan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian dengan desain yang lebih kuat untuk memastikan efektivitas dan keamanan terapi ini dalam jangka panjang.

Tidak ada komentar