Bekam, atau terapi cupping, adalah metode pengobatan tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad di Tiongkok dan Timur Tengah. Terapi ini dilakukan dengan menempelkan cangkir yang dipanaskan pada permukaan kulit, menciptakan tekanan negatif yang menarik kulit ke dalam cangkir. Meskipun efektivitasnya masih menjadi perdebatan ilmiah, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bekam dapat berkontribusi pada peningkatan respons imun tubuh.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa penerapan metode bekam sesaat setelah penyuntikan vaksin COVID-19 berbasis DNA pada tikus dapat meningkatkan respons imun hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan kelompok yang hanya menerima vaksin tanpa terapi tambahan. Para peneliti berhipotesis bahwa efek hisap dari bekam dapat meregangkan sel-sel kulit, memungkinkan penyerapan DNA vaksin yang lebih efisien.
Selain potensi manfaatnya dalam konteks vaksinasi, menjaga sistem imun yang kuat memerlukan pendekatan holistik melalui kebiasaan hidup sehat. Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli meliputi:
- Tidur Cukup: Tidur setidaknya tujuh jam setiap malam penting untuk menjaga fungsi imun optimal. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Paparan Cahaya Pagi: Menghabiskan waktu di bawah sinar matahari pagi membantu mengatur ritme sirkadian, yang berperan dalam fungsi kekebalan tubuh.
- Konsumsi Makanan Kaya Magnesium: Makanan seperti bayam dan kacang-kacangan mendukung relaksasi dan kualitas tidur yang lebih baik, yang berdampak positif pada sistem imun.
- Pengelolaan Stres: Stres kronis dapat menekan respons imun. Teknik relaksasi seperti meditasi dan olahraga ringan dapat membantu mengurangi stres.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik moderat, seperti berjalan kaki selama 30 hingga 60 menit setiap hari, dapat meningkatkan jumlah sel darah putih dan memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Tidak ada komentar