Terapi bekam adalah metode pengobatan tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Meskipun banyak yang merasakan manfaatnya, penting untuk memahami bahwa terapi ini juga memiliki potensi efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani terapi bekam:
Bekas Luka dan Perubahan Kulit
Setelah menjalani terapi bekam, area yang dibekam seringkali meninggalkan bekas lingkaran merah atau ungu akibat pecahnya pembuluh darah kapiler di bawah kulit. Bekas ini biasanya bersifat sementara dan akan memudar dalam beberapa hari hingga dua minggu. Namun, pada beberapa kasus, terutama jika prosedur tidak dilakukan dengan benar, dapat terjadi bekas luka permanen atau perubahan pigmentasi kulit.
Infeksi
Penggunaan alat bekam yang tidak steril dapat meningkatkan risiko infeksi. Bakteri atau patogen lain dapat masuk melalui sayatan kecil yang dibuat selama prosedur, menyebabkan infeksi pada kulit atau jaringan di sekitarnya. Gejala infeksi meliputi kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan keluarnya nanah di area yang dibekam. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa terapi dilakukan oleh praktisi terlatih dengan peralatan yang steril.
Nyeri dan Ketidaknyamanan
Beberapa orang mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan selama dan setelah sesi bekam. Sensasi ini bisa berupa rasa terbakar, perih, atau nyeri tumpul di area yang dibekam. Biasanya, rasa tidak nyaman ini bersifat sementara dan akan mereda dalam beberapa jam hingga hari setelah terapi.
Pusing dan Kelelahan
Setelah terapi bekam, beberapa individu melaporkan merasa pusing, lemah, atau kelelahan. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan sirkulasi darah atau respons tubuh terhadap pelepasan tekanan selama prosedur. Disarankan untuk beristirahat sejenak setelah sesi terapi sebelum melanjutkan aktivitas normal.
Reaksi Kulit Lainnya
Selain memar, beberapa orang mungkin mengalami lepuhan atau luka bakar ringan akibat tekanan hisap yang terlalu kuat atau penggunaan alat yang tidak tepat. Reaksi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.
Risiko pada Kondisi Medis Tertentu
Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti hemofilia, anemia berat, atau yang mengonsumsi obat pengencer darah, mungkin berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi dari terapi bekam. Selain itu, wanita hamil, anak-anak, dan lansia disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menjalani terapi ini.
Tidak ada komentar